Rabu, 26 September 2012

MENJAGA KESEHATAN DI USIA LANJUT DAN MENGENALI BERBAGAI PENYAKIT YANG MUNGKIN TIMBUL

MENJAGA KESEHATAN DI USIA LANJUT DAN MENGENALI
BERBAGAI PENYAKIT YANG MUNGKIN TIMBUL


1. Pendahuluan
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa Indonesia dan meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.
Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar 11,37 persen dari jumlah penduduk. Itu berarti jumlah lansia di Indonesia akan berada di peringkat empat dunia, di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Menurut data demografi internasional dari Bureau of the Census USA (1993), kenaikan jumlah lansia Indonesia antara tahun 1990-2025 mencapai 414 %, tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkait dengan usia harapan hidup penduduk Indonesia.
Dalam sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan hidup penduduk Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67 tahun. Tetapi menurut kajian WHO (1999) harapan penduduk Indonesia rata-rata 59,7 tahun, menempati peringkat ke-103 dunia. Nomor satu adalah Jepang (74,5 tahun).
Perhatian pemerintah terhadap keberadaan lansia sudah meningkat. GBHN 1993 mengamanatkan agar lansia yang masih produktif dan mandiri diberi kesempatan berperan aktif dalam pembangunan.. Pemerintah juga menetapkan tanggal 29 mei sebagai Hari Lansia Nasional, sedang DPR menerbitkan UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia.
Bertambahnya jumlah penduduk lansia akan menimbulkan berbagai masalah antara lain meliputi masalah medis teknis, mental psikologis, dan sosial ekonominya. Tiga puluh delapan persen permasalahan pada lansia adalah masalah kesehatan, disamping permasalahan lain seperti keuangan, kesepian, merasa tak berguna, dan tidak produktif. Bagi lansia sendiri, masalah kesehatan memegang peranan sangat penting. Tetap sehat di usia tua tentu menjadi dambaan setiap orang. Not only to add years to life, but also to add life to years, tidak hanya memperpanjang umur hidup saja, tetapi juga menghidupkan umur panjang itu. Sehingga usaha-usaha menjaga kesehatan di usia lanjut dan memahami berbagai kemungkinan penyakit yang bisa timbul penting untuk diketahui.
Pembahasan
Teori proses menua
Mengapa orang selalu memberi ucapan selamat panjang umur kepada setiap orang yang merayakan ulang tahun? Mungkin karena kebanyakan manusia berharap bisa hidup lama, berumur panjang. Tidak heran jika ada obat yang bisa memperpanjang umur pasti menjadi obat yang paling laku. Segala cara dicari untuk memperpanjang usia dan mempertahankan kemudaan. Sebenarnya apakah faktor yang bertanggung jawab terhadap proses penuaan manusia?Apakah faktor luar seperti lingkungan dan makanan berperan terhadap proses penuaan? Atau justru faktor genetik atau metabolisme sel yang lebih utama? Seberapa jauh gaya hidup berpengaruh terhadap peluang seseorang untuk berumur panjang dan selalu sehat?
Menua (menjadi tua=aging), adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak kerusakan metabolik dan struktural yang disebut sebagai “penyakit degeneratif” (seperti hipertensi, aterosklerosis, diabetes melitus, dan kanker) yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti stroke, infark miokard (penyakit jantuk iskemik), penyebaran kanker, dsb.
Ada yang menganalogikan menuanya manusia seperti ausnya suku cadang suatu mesin yang bekerjanya sangat kompleks dan bagian-bagiannya saling mempengaruhi secara fisik. Analogi ini memang dapat diterima, tetapi perlu diperhatikan kalau manusia mempunyai jiwa dan budaya yang dapat mempengaruhi fisiknya. Banyak orang yang fisiknya sakit berat tetapi karena mentalnya tinggi masih dapat hidup lama. Yang jelas, proses menua ini merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan, dan merupakan suatu misteri kehidupan yang masih belum dapat diungkap.
Proses menua, menurut beberapa teori adalah kombinasi dari:
  • Suatu proses yang telah ditentukan secara genetik pada setiap spesies
  • Adanya faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik yang beruntun secara berantai. Paparan radiasi dan zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik dapat memperpendek umur. Menurut teori ini, terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tesebut.
  • Kerusakan sistem imun tubuh. Ini berhubungan dengan mutasi somatik. Tubuh akan menganggap sel yang mengalami mutasi merupakan sel asing dan menghancurkannya sehingga terjadi peristiwa autoimun. Selain itu daya pertahanan sistem imun tubuh akan menurun pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menurun sehingga insidens terjadinya kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
  • Adanya kerusakan sel, jaringan, dan organ tubuh akibat radikal bebas yang dapat terbentuk dalam badan sendiri.
  • Peristiwa menua akibat metabolisme badan sendiri, antara lain karena kalori yang berlebihan atau kurang aktivitas. Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin juga dapat meningkatkan umur panjang.
Konsep menua sehat
Proses menua sebenarnya berlangsung sejak pembuahan sampai saat kematian. Tanda-tanda proses ini menjadi semakin jelas sejak usia 30 tahun, dan diatas 60 tahun mulai menunjukkan masalah, antara lain dengan gangguan fisik yang berlanjut dengan gangguan pergaulan maupun kejiwaan.
Gerontologi (ilmu faal pada manusia lanjut usia) menunjukkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang atau lebih dari 30 tahun fungsi refleks pengatur homeostatis organ dan seluruh organisme, seperti sistem kardiorespirasi, sistem perototan, dan pengaturan kadar gula darah, melemah dan menjadi kurang tepat.
Berat ringannya gejala tersebut ditentukan oleh berbagai faktor yaitu:
  • Faktor gizi, baik yang dialami ketika masa pertumbuhan atau masa tua
  • Faktor lingkungan, baik dalam arti faktor lingkungan fisik, keluarga, pekerjaan, pergaulan yang dapat menekan pikiran dan mengakibatkan stres. Stres jangka lama akan berakibat pada proses menua seseorang. Lingkungan fisik yang kurang bersih akan mempengaruhi kesehatan juga.
  • Faktor gen yang ada dalam tubuh seseorang.
Ketiga faktor tersebut mempengaruhi proses menua pada seseorang.
Tujuan hidup manusia ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthy aging). Healthy aging dipengaruhi oleh 2 faktor:
  • Faktor endogen (dari dalam tubuh)
Dimulai dengan penuaan sel, penuaan jaringan, dan penuaan anatomi tubuh ke arah penuaan organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.
  • Faktor eksogenik (luar tubuh)
Dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment), dimana seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life-style). Faktor-faktor eksogen sekarang lebih dikenal sebagai faktor resiko dari berbagai penyakit degeneratif.
Menghindari faktor resiko ini terutama sebagai pencegahan dari berbagai penyakit degeneratif harus dilakukan sehingga tujuan usia lanjut yang disebut “menua sehat” (healthy aging) dapat tercapai. Ini sesuai dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHO tahun 1982: “Do not put years to life but life into years. Long life without continous usefulness, productivity and good quality of life is not blessing.”
Penampilan berbagai penyakit pada usia lanjut.
Fungsi masing-masing organ pada usia lanjut menurun secara kualitatif maupun kuantitatif. Tubuh manusia akan mengalami proses degeneratif. Perubahan fungsional pada usia lanjut, sebagaimana kesimpulan hasil survei literatur oleh Federal Aviation Administration, USA, dapat dikelompokkan menjadi lima golongan.
  • Kemunduran pada fungsi psikoneurologi (faktor-faktor persepsi) yang menyangkut penglihatan dan pendengaran.
  • Kemunduran pada fungsi mental. Termasuk diantaranya daya kognisi (kecerdasan, kemampuan berhitung, dan penguasaan ruang), kemampuan belajar, daya ingat, mengambil keputusan.
  • Kemunduran fungsi sensomotorik. Termasuk kemampuan gerakan dan menjalankan tugas yang kompleks.
  • Kemunduran fungsi neurofisiologis yang meliputi penghantaran saraf otot dan refleks kardiovaskuler, disamping ketahanan terhadap stres dan kelelahan. Berkurangnya kemampuan metabolisme, dan produksi hormon.
  • Kemunduran kepribadian. Motivasi, temperamen berkurang, tetapi rasa tanggung jawab, daya pengendalian diri, semakin membaik. Tingkah laku dan perhatian terhadap masyarakat menjadi stabil dan lebih sopan.
Dengan lajunya pertambahan usia, yang ditandai dengan gejala berkurangnya kemampuan fisik dan mental seseorang dan kemampuan beradaptasi pada beban kehidupan maka beberapa keadaan patologis dapat mencampuri kehidupan seseorang dan menimbulkan “penyakit tua”.
Penyakit karena usia tua yang paling menonjol adalah kelainan kardiovaskuler (pembuluh jantung), penyakit paru, pencernaan, hati, ginjal, dan gangguan metabolisme. Sebenarnya serangan penyakit-penyakit itu tidak tergantung pada usia, namun karena prevalensinya tinggi pada orang usia lanjut, maka penyakit-penyakit itu seolah-olah menjadi ciri orang tua.
Kelainan yang bisa digolongkan dalam kategori “penyakit tua” yang sebenarnya, karena kehadirannya terutama pada usia lanjut, yang merupakan prasyarat untuk itu adalah penyakit osteoporosis, hipertrofi prostat, parkinsonisme, berbagai tumor ganas.
Pada makalah ini akan dibahas berbagai penyakit yang paling banyak terjadi pada usia lanjut:
    • Penyakit kardiovaskuler
Merupakan penyebab kematian terbesar pada usia 65 tahun ke atas di seluruh dunia. Pada lansia penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui, malah mungkin yang terbanyak diderita. Dengan adanya peninggian prevalensi populasi usia lanjut maka akan terjadi pula peningkatan prevalensi penyebab kardiovaskuler. Penyakit jantung pada usia lanjut diantaranya:
  • Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang mensuplai makanan dan oksigen pada jantung).
Gejalanya:
- Angina pektoris (nyeri dada), yang sifatnya subjektif seperti tertekan atau merasa dadanya diperas-diperas, seperti ditusuk-ditusuk, bahkan ada yang merasa seperti terbakar. Hal ini timbul pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, misalnya sedang berolahraga, marah besar, atau emosi lainnya. Nyeri bisa juga menjalar ke bahu, leher, bahkan ada yang ke punggung atau bawah mulut. Rasanya seperti pegal-pegal atau kesemutan. Perasaan tidak enak di dada ini disertai dengan kepala terasa ringan seperti mau jatuh, berkeringat dingin, mual atau muntah, dan sesak nafas. Kekhasan angina pektoris adalah begitu kegiatan fisik atau emosi sudah berhenti/reda dengan sendirinya sakit itu menghilang. Hal ini biasanya berlangsung hanya 2-3 menit atau kurang dari 15 menit.
- Infark miokard, terjadi serangan jantung yang lebih hebat. Berupa nyeri dada yang lebih hebat disertai keringat dingin, mual, bisa terjadi penurunan kesadaran (mau pingsan) hingga kematian.
- Gejala yang lebih berbahaya lagi bila gejalanya sedikit atau minimal seperti gejala masuk angin. Badan tidak enak disertai sesak nafas, yang dapat disertai dengan muntah.
Faktor resiko penyakit jantung koroner dibedakan menjadi faktor resiko utama dan pelengkap. Faktor resiko utama dibagi yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.
a. Faktor resiko utama yang tidak bisa dikendalikan diantaranya:
- Keturunan, anak yang orang tuanya menerita penyakit kardiovaskuler akan lebih besar kemungkinannya mendapatkan penyakit ini.
- Jenis kelamin, pria beresiko lebih tinggi dari wanita
- Usia, diatas 40 tahun beresiko lebih banyak terkena
b. Faktor resiko utama yang bisa dikendalikan.
-Merokok
-Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
-Tekanan darah tinggi/hipertensi
-Pola hidup dengan aktivitas fisik rendah.
c. Faktor resiko pelengkap
- Diabetes Mellitus (kencing manis)
- Obesitas (kegemukan)
- Stres
Karena akibatnya yang fatal, maka pencegahan terhadap kejadian penyakit ini seharusnya dikedepankan. Pencegahan penyakit jantung koroner terbagi atas dua bagian besar yaitu pencegahan primer dansekunder. Pencegahan primer adalah pencegahan bagi orang yang belum terkena, sedang pencegahan sekunder adalah pencegahan bagi yang sudah atau sedang terkena PJK (Penyakit Jantung Koroner).
Yang termasuk dalam pencegahan primer:
- Berhenti merokok
- Kontrol tekanan darah
- Kontrol kadar kolesterol darah
- Aktivitas fisik
- Kontrol berat badan
- Terapi hormon
Pencegahan sekunder hampir sama dengan pencegahan primer. Perbedaannya terletak pada pemeriksaan kadar lipid darah (LDL [Low Density Lipoprotein]/HDL [High Density Lipoprotein]).
  • Penyakit jantung hipertensif
Karena penyakit hipertensi yang tidak terkontrol. Terjadi komplikasi-komplikasi pada organ yang akhirnya akan menyebabkan komplikasi PJK.
  • Penyakit jantung valvular
Gangguan terjadi pada katup jantung karena kelainan degeneratif dan pengapuran. Penyakit jantung jenis ini merupakan penyebab gagal jantung usia lanjut setelah PJK dan hipertensi.
b. Penyakit sistem endokrin (hormonal)
Hampir semua proses produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh enzim, dan enzim ini dipengaruhi oleh proses menua. Manifestasi gangguan sistem endokrin diantaranya
1. Diabetes melitus (kencing manis)
Dari berbagai penelitian disepakati adanya kenaikan gula darah dengan usia, jadi toleransi glukosa menurun. Menurunnya toleransi glukosa pada usia lanjut ini berhubungan dengan berkurangnya sensitivitas sel terhadap insulin (resistensi insulin).
Faktor risiko terjadinya diabetes yang perlu diperbaiki diantaranya hipertensi, merokok, obesitas, pola makan.
Pengelolaan diabetes dengan cara mengupayakan keadaan kadar gula darah menjadi normal, dengan cara pemberian obat-obat diabetes, suntikan insulin. Yang tidak boleh ditinggalkan adalah mengatur pola makan, dan olahraga.
 
2. Hormon seks pada usia lanjut
Apabila seorang wanita mendekati masa menopause, menstruasi mulai tak teratur. Dari berbagai dampak menopause, yang diakibatkan oleh penurunan hormon estrogen, mungkin osteoporosis paling penting, disamping kelainan jantung dan pembuluh darah. Sering wanita juga merasa sakit saat melakukan hubungan intim. Penggunaan hormon estrogen pengganti dapat mengurangi keluhan yang timbul.
Pada pria, memang ada penurunan libido dan kegiatan seks yang berhubungan dengan penurunan hormon testosteron. Tetapi kapasitas reproduksi dapat bertahan sampai usia uzur.
c. Rematik
Proses menua mempengaruhi juga sistem otot dan persendian, dengan kemungkinan timbulnya penyakit rematik. Penyakit rematik yang sering menyertai usia lanjut adalah osteoartritis. Kejadian penyakit ini meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Rematik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya rematik ini sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Rematik bukan merupakan satu penyakit , tapi merupakan suatu sindrom. Rematik dapat terungkap sebagai suatu sindrom atau tanda. Ada tiga keluhan utama pada sistem otot dan sendi yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak.
d. Ginjal dan hipertensi pada usia lanjut.
Setelah umur 30 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan ginjal dan pada usia 60 tahun kemampuan ginjal menurun menjadi tinggal 50% dari kapasitas fungsinya pada usia 30 tahun. Ini disebabkan proses fisiologi berupa berkurangnya jumlah nefron (sel-sel pada ginjal) dan tidak ada kemampuan regenerasi.
Infeksi saluran kemih makin meningkat dengan makin meningkatya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2% sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi sebesar 20%.
Gagal ginjal pada usia lanjut dibagi dua, gagal ginjal akut (mendadak) dan gagal ginjal kronik (lama) dengan berbagai sebab yang mendahuluinya.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi lumrah bagi pasien yang sudah berusia lanjut. Pengendapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya pengapuran, berkurangnya elastisitas pembuluh darah menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan proses degenerasi karena penuaan.
Bahaya yang sering ditimbulkan penyakit tekanan darah tinggi adalah pecahnya pembuluh darah di otak dengan berbagai akibat, mulai dari kelumpuhan, kesulitan bicara, sampai kematian.
Penurunan tekanan darah tinggi harus dilakukan secara hati-hati. Lagipula penurunannya tidak boleh terlalu cepat. Mengingat berbagai penyakit yang timbul pada usia lanjut, maka pengobatan hipertensi bersifat pribadi. Artinya, tidak semua jenis obat penurun tekanan darah tinggi dapat dipakai. Harus dicari obat yang cocok sesuai untuk masing-masing pribadi.
Hipertensi perlu mendapat pengawasan teratur agar dapat diatasi dengan baik. Senantiasa menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga teratur, menjauhkan diri dari makanan berlemak dan tinggi kalori seperti makanan bergula, membatasi asupan garam. Dengan demikian diharapkan penyakit tekanan darah tingginya dapat dikontrol, sehingga dapat menjalani hidup dengan lebih segar dan bugar.
e. Stroke
Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian karena gangguan peredaran darah otak.
Di seluruh bagian dunia, stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut. Insidens pada usia 75-84 th sekitar 10 kali dari populasi 55-64 tahun. Di Inggris dan Amerika stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler dan penyebab utama kecacatan. Dengan makin meningkatnya upaya pencegahan terhadap penyakit hipertensi, diabetes melitus dan gangguan lemak, insidens stroke di negara-negara maju makin menurun.
Faktor resiko terjadinya stroke diantaranya:
    • Usia
    • Hipertensi
    • Diabetes melitus
    • Hiperlipidemia
    • Berbagai kelainan jantung antara lain gangguan irama, infark miokard akut atau kronis.
Berdasar jenisnya, stroke dibagi dua:
  • Stroke Non hemoragik
Jenis ini disebabkan adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang tersering didapatkan , sekitar 80% dari semua stroke.
  • Stroke hemoragik
Stroke karena pecahnya pembuluh darah otak, 20% dari semua stroke.
Gejala stroke dapat dibedakan atas gejala/tanda akibat kerusakan otak yang ada dan gejala/tanda yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala akibat kerusakan otak bisa sangat mudah didiagnosis tetapi bisa sangat tidak jelas. Penderita bisa datang dengan keluhan lemas separuh badan pada saat bangun tidur atau sedang bekerja, tetapi ada juga yang datang dalam keadaan koma dalam. Secara umum gejala stroke tergantung besar dan letak lesi di otak, yang menyebabkan gejala dan tanda dari organ yang dipersyarafi oleh bagian tersebut. Jenis stroke baik hemoragik atau non hemoragik secara umum tidak menyebabkan perbedaan dari tampilan gejala, kecuali pada stroke hemoragik seringkali ditandai dengan nyeri kepala hebat, terjadi terutama saat bekerja.
Stroke memerlukan penanganan cepat, tepat, dan akurat, untuk mencegah kerusakan sel-sel otak dan memperbaiki penyembuhan. Tujuan penatalaksanaan stroke untuk mencegah kematian, mencegah sebanyak mungkin kecacatan, mencegah dan mengobati komplikasi, membantu memulihkan penderitaan, dan meningkatkan kualitas hidup penyandang stroke.
Karena akibat yang ditimbulkan, pencegahan menjadi sangat penting.
  • Mengubah gaya hidup
    • Hipertensi: diet, obat anti hipertensi
    • Diabetes/kencing manis: diet, OAD (Obat Anti Diabetes).
    • Penyakit jantung:diet, obat jantung.
    • Dislipidemia: diet rendah lemak
    • Berhenti merokok
    • Hindari alkohol, kegemukan, kurang gerak
    • Diet rendah asam urat
    • Atasi/hindari stres
Apabila sudah terkena stroke, peran keluarga menjadi sangat penting.
Sulit untuk meramalkan kecepatan penyembuhan pada pasien stroke, karena sangat berhubungan dengan keadaan umum saat serangan terjadi, apakah pasien sadar atau tidak sadar, derajat kelainan neurologisnya (saraf), faktor resiko, serangan pertama atau berulang. Dengan terapi yang baik, sel otak yang utuh akan mengambil alih fungsi otak yang rusak untuk aneka tugas.
Tidak kalah penting untuk pasien stroke adalah tindakan rehabilitasi agar pasien kembali percaya diri, yakin dapat melakukan aktivitas sehari-hari, belajar cara baru untuk mengatasi keterbatasannya.
f. Gejala mudah lupa
Waspadalah jika anda sering lupa nama orang orang, benda, tempat, kejadian, bahkan pada apa yang baru anda katakan. Bisa jadi itu merupakan tanda awal demensia yang bisa berlanjut menjadi alzheimer.
Demensia atau pikun bukan penyakit, melainkan gejala yang ditandai dengan turunnya daya ingat, fungsi kognitif, serta perubahan perilaku atau kepribadian. Pikun sering dianggap normal pada orang lanjut usia seiring dengan proses menuanya otak. Tetapi jika gejala itu menimpa orang setengah baya hingga menyebabkannya tergantung pada orang lain, perlu dicurigai sesuatu telah terjadi pada otaknya.
Alzheimer yang sampai kini belum diketahui pasti penyebabnya didefinisikan sebagai kemunduran daya ingat dan penurunan fungsi luhur. Termasuk gangguan fungsi luhur adalah gangguan bahasa, persepsi, orientasi, emosi, serta gangguan kognisi atau intelektual secara progresif, sehingga akhirnya penderita tidak bisa meninggalkan tempat tidur sampai meninggal.
Penyakit alzheimer diawali dengan sering lupa, artikulasi tidak jelas, bicara tidak lancar, sering mengulang, salah mengerti, sulit mengikuti pembicaraan.Pada fase lanjut, alzheimer menyebabkan bicara tak teratur, kehilangan ketrampilan, misalnya tidak bisa memegang sesuatu, tak mampu berpakaian, walau tak lumpuh. Penderita mulai tak mengenal orang dan lingkungan. Seringkali kepribadiannya berubah, misalnya menjadi apatis, mudah tersinggung.
Perjalanan penyakit alzheimer diawali dengan keluhan dan gejala samar pada stadium pertama sampai penderita meninggal, memerlukan waktu sekitar tujuh hingga sepuluh tahun. Namun demikian, ada yang bertahan sampai 10 tahun lebih.
Alzheimer tak dapat disembuhkan hanya diperlambat keparahannya dengan memberikan vitamin E. Karena itu gejalanya perlu dideteksi secara dini agar cepat ditanggulangi.
Perlu persiapan mental keluarga untuk menghadapi akibat kemunduran yang terjadi. Kunci penanganan difokuskan pada apa yang masih bisa dilakukan dan dinikmati penderita. Dengan demikian kemunduran bisa diperlambat.
g. Proses penuaan kulit.
Proses menua pada kulit dan wajah tidak sama pada setiap orang. Ada yang mengalami lebih awal disebut premature aging, ada pula yang mengalami lebih lambat disebut awet muda.
Orang yang mempunyai kulit cenderung kering akan mengalami proses penuaan kulit lebih awal. Ini adalah faktor genetik dan tidak bisa dicegah. Selain itu manusia juga mempunyai jenis kulit yang berbeda-beda karena dipengaruhi faktor ras. Masing-masing ras mempunyai struktur kulit yang berbeda terutama struktur kulit yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh terhadap lingkungan. Orang berkulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari dibanding kulit berwarna. Wanita yang sedang menopause akan mengalami penipisan kulit sehingga kulit menjadi kering. Proses tersebut disebabkan menurunnya produksi hormon estrogen yang berfungsi mengatur elastisitas kulit.
Orang bisa mengurangi penuaan dini dengan menghambat proses penuaan yang disebabkan oleh faktor luar. Sinar matahari, suhu udara, kelembapan udara yang rendah, suhu dingin, ruangan ber-AC dan angin akan mempercepat penguapan air dari kulit. Cara perawatan kulit yang salah antara lain menggunakan kosmetika yang tidak sesuai dengan kondisi kulit, sabun yang mengandung kadar alkohol tinggi pada jenis kulit kering atau normal akan menghilangkan lemak permukaan kulit sehingga menambah kekeringan kulit.
Proses penuaan dini dapat dicegah dengan cara hidup sehat, misalnya tidak merokok dan minum-minuman keras. Kurangi juga pemakaian zat pengawet dan pewarna makanan. Perbaiki gizi yang buruk dan perbanyak konsumsi vitamin. Dan yang lebih penting, tersenyumlah terus agar otot-otot muka lebih rileks.
  • Pengeroposan tulang
Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan dan pembentukan yang berjalan bersama-sama sehingga tulang dapat membentuk modelnya sesuai dengan pertumbuhan badan (proses remodelling). Proses ini akan sangat cepat pada usia remaja. Apabila hasil akhir perusakan lebih besar dari pembentukan maka akan timbul osteoporosis.
Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian sehingga dengan trauma minimal tulang akan patah. Penurunan massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya perusakan, atau kombinasi keduanya. Osteoporosis merupakan kelainan pada kerangka tulang manusia usia lanjut. Ini terutama terjadi pada wanita setelah haid berhenti (menopause). Tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah patah akibat kekurangan kalsium.
Gejala osteoporosis pada usia lanjut bervariasi, beberapa tidak menunjukkan gejala klasik berupa nyeri punggung. Nyeri dipicu oleh adanya stres (fisik), seringkali akan hilang dengan sendirinya setelah 4-6 minggu. Ada juga yang menimbulkan gejala patah tulang, turunnya tinggi badan, bungkuk punggung.
Untuk mencegah patah tulang karena osteoporosis ada beberapa faktor resiko yang dapat diatasi, dikurangi, atau dihilangkan. Faktor resiko tersebut antara lain kehilangan hormon estrogen karena menopause, atau operasi indung telur, tidak adanya kegiatan fisik selama hidup, kecelakaan (jatuh), kekurangan kalsium dalam diet, dan kehilangan kalsium dari kerangka tulang.
Di samping penggunaan pengganti hormon dalam jangka pendek maupun jangka panjang, cara lain untuk mencegah rapuh tulang adalah dengan kegiatan fisik. Sebelum timbul rapuh tulang, semua olahraga terutama jalan cepat, jogging, mendayung, bersepeda dan yang mengeluarkan tenaga, cocok untuk mencegah rapuh tulang. Yang tidak boleh dilupakan, kegiatan fisik harus diimbangi dengan makanan yang bergizi. Empat sehat lima sempurna dengan kalsium dan vitamin D yang memadai dan olahraga dengan menggunakan berat badan (weight bearing).
Selain itu hindari faktor makanan dan obat-obatan yang menyebabkan osteoporosis sekunder. Obat kortikosteroid seperti prednison, deksametason, bila dipakai tiap hari selama enam bulan atau lebih menyebabkan kehilangan tulang yang lebih cepat dalam masa dewasa dan usia lanjut. Ada juga obat-obat lain yang apabila diminum setiap hari dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan rapuh tulang. Diantaranya hormon kelenjar gondok, aluminium hidroksid (obat maag), isoniazid (obat TBC), obat kanker, dan tetrasiklin. Sedangkan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan kehilangan kalsium dari kerangka tulang antara lain rokok dan tembakau, alkohol dan kopi. Makanan yang mengandung garam yang berlebihan juga meningkatkan kehilangan kalsium dalam kencing. Demikian pula makanan yang mengandung protein berlebihan dan fosfor (daging).
g. Aspek seksualitas
Aktivitas seksual tetap merupakan kebutuhan bagi lansia. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:
* Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktivitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan aktivitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan.
* Aktivitas dan perhatian seksual dari pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.
Meskipun aktivitas seksual tetap merupakan kebutuhan bagi lansia, berbagai hambatan baik eksternal maupun internal menyebabkan kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh semua lansia.
Hambatan eksternal,datang dari lingkungan, biasanya berupa pandangan sosial yang menganggap aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan oleh para lansia. Pada lansia yang berada di institusi, misalnya di panti wredha, hambatan terutama karena peraturan dan ketiadaan privasi di institusi tersebut.
Hambatan internal,dari lansianya sendiri, secara psikologis, misalnya lansia merasa sudah tidak bisa dan tidak pantas berpenampilan menarik, pandangan sosial tentang seksualitas pada usia lanjut, baik yang masih mempunyai pasangan terlebih pada mereka yang sudah menjanda/menduda menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian sehingga memberikan dampak pada ketisakmampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia (disfungsi ereksi). Berbagai penyakit yang sering diderita lansia dan obat-obatan yang diminumnya sering merupakan penyebab terjadinya DE.
Disfungsi ereksi dibedakan menjadi dua bagian besar:
* DE organik, akibat gangguan endokrin, neurogenik, vaskuler
* DE psikologik, biasanya karena kecemasan, depresi, rasa bersalah, masalah perkawinan, akibat rasa takut gagal dalam hubungan seksual.
Pada disfungsi ereksi, terapi yang diberikan dapat berupa:
- terapi psikologik
- Obat-obatan
- Pengobatan dengan alat vakum
- Pembedahan, baik pembedahan vaskuler atau untuk pemasangan prostesis penis.
c. Olahraga dan kebugaran pada usia lanjut
Persoalan yang selalu menarik untuk dibicarakan adalah bagaimana memperlambat proses penuaan. Kalaupun tidak dapat diperlambat, maka yang paling diinginkan adalah bagaimana menjadi tua dengan sehat dan mandiri.
Melakukan kegiatan olahraga secara teratur dianggap sebagai cara yang paling baik untuk memperlambat proses menua. Olahraga yang dimaksudkan adalah olahraga kesehatan, atau kegiatan fisik yang bertujuan meningkatkan kebugaran dan kinerja seseorang, bukan olahraga untuk tujuan prestasi.
Pada orang lanjut usia (lansia) banyak dari organ-organ tubuh yang mulai mengalami proses degenerasi atau menua. Terjadi penurunan massa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, kapasitas aerobik, dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan dan olahraga pada lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut, bahkan latihan yang teratur dapat memperbaiki kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler
Salah satu pendapat untuk menurunkan kematian dan kecacatan para lansia adalah dengan cara meningkatkan satu tahap saja dari keadaan aktivitas sebelumnya. Jadi lansia yang sebelumnya inaktif menjadi kadang aktif, lansia yang sebelumnya kadang aktif menjadi melakukan aktivitas secara teratur, dan yang sebelumnya telah melakukan aktivitas teratur kemudian melakukan olahraga secara teratur. Untuk memberikan hasil yang maksimal, semua kegiatan olahraga harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Resiko yang perlu diperhatikan dari latihan atau olahraga bagi usia lanjut adalah kematian mendadak, perlukaan, dan osteoarthiritis (radang tulang dan sendi). Yang paling serius, meskipun jarang terjadi adalah kematian mendadak yang didefinisikan sebagai kematian yang terjadi selama melakukan latihan atau dalam waktu satu jam setelah selesai latihan. Resiko terjadinya kematian mendadak sangat kecil. Kebanyakan karena gangguan jantung (cardiac death), diantaranya penyakit arteri koroner yang telah diderita lama.
Perlukaan saat latihan sering terjadi pada latihan/olahraga terorganisasi, sebagai akibat latihan yang berlebihan (overuse). Yang paling sering terkena adalah sendi pergelangan kaki. Perlukaan juga lebih sering terjadi pada latihan berimpak tinggi (jogging/menari) dibanding latihan yang berimpak rendah (berjalan kaki). Data menunjukkan wanita lebih sering mendapat perlukaan tungkai bawah dibanding pria dalam melakukan jogging.
Osteoarthiritis bisa diperberat oleh keadaan inaktif, sebagai akibat stres berulang pada sendi yang disangga oleh otot yang lemah dan tendon yang kaku. Aktivitas menahan beban yang berimpak rendah, misalnya berjalan dapat mencegah osteoarthritis dengan jalan menguatkan otot, meningkatkan densitas tulang dan mengurangi kegemukan.
Karena resiko yang ada, maka sebelum melakukan aktivitas/olahraga dianjurkan untuk melakukan berbagai evaluasi atas keadaan fisik dan kesehatan lansia, selain untuk menjaga kemungkinan komplikasi yang terjadi, juga untuk menilai berbagai jenis latihan mana yang sesuai bagi individu lansia tersebut.
    • Gizi pada usia lanjut
Lansia, seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami baik keadaan gizi lebih maupun kekurangan gizi. Terjadinya kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab primer maupun sekunder. Sebab-sebab yang bersifat primer meliputi ketidaktahuan, isolasi sosial, hidup seorang sendiri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik,gangguan mental, kemiskinan. Sebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera, gangguan mengunyah,malabsorpsi,obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme.
Untuk memenuhi status gizi lansia, Departemen Kesehatan telah menyusun pedoman umum gizi seimbang bagi lansia dengan mempertimbangkan pengurangan berbagai resiko penyakit degeneratif yang dihadapi lansia. Pedoman umum tersebut meliputi:
    • Makanlah aneka ragam makanan
Mengkonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantian akan menurunkan kemungkinan kekurangan gizi tertentu.
    • Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia, umbi) dalam jumlah sesuai dengan anjuran. Tujuannya adalah menjamin cukup serat.
    • Batasi konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan. Gunakan minyak nabati seperti kacang-kacangan.
    • Makanlah sumber zat besi secara cukup, bergantian antara sumber hewani dan nabati.
    • Minum air bersih, dan cukup jumlahnya.
    • Kurangi konsumsi makanan yang tinggi gula murni dan lemak.
    • Perbanyak frekuensi konsumsi hewan laut dalam menu harian. Lemak tak jenuh omega-3 yang banyak pada golongan ikan terbukti memberikan perlindungan terhadap arterosklerosis.
    • Gunakan garam beryodium, namun batasi penggunaan garam.
    • Perbanyak konsumsi sayur dan buah berwarna hijau, kuning, oranye karena banyak mengandung serat, vitamin C, provitamin A, dan vitamin E yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang terjadi secara dini.
  • Penutup
Proses menua merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Fungsi masing-masing organ pada usia lanjut menurun secara kualitatif dan kuantitatif, dan ini sudah dimulai sejak usia 30 tahun.
Telah diuraikan berbagai penyakit yang mungkin timbul pada lansia dengan pencegahan dan penatalaksanaannya. Bagaimana menjaga kebugaran pada lansia dengan olahraga dan pedoman umum gizi seimbang .
Menjadi tua adalah proses alamiah, tetapi tentu saja setiap orang mendambakan untuk tetap sehat di usia tua. Hal ini sesuai dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHO: do not put years to life but life into years, yang artinya usia panjang tidaklah ada artinya bila tidak berguna dan bahagia, mandiri sejauh mungkin dengan mempunyai kualitas hidup yang baik. Selamat menjadi tua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar