MENJAGA KESEHATAN DI USIA LANJUT DAN MENGENALI
BERBAGAI PENYAKIT YANG MUNGKIN TIMBUL
1. Pendahuluan
Keberhasilan pembangunan
di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian
bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia
harapan hidup bangsa Indonesia dan meningkatnya jumlah penduduk golongan
lanjut usia.
Pertumbuhan jumlah
penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat sebagai paling pesat
di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia yang kini
sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau
sebesar 11,37 persen dari jumlah penduduk. Itu berarti jumlah lansia di
Indonesia akan berada di peringkat empat dunia, di bawah Cina, India,
dan Amerika Serikat.
Menurut data demografi internasional dari Bureau of the Census
USA (1993), kenaikan jumlah lansia Indonesia antara tahun 1990-2025
mencapai 414 %, tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkait dengan
usia harapan hidup penduduk Indonesia.
Dalam sensus Badan Pusat
Statistik (BPS) 1998, harapan hidup penduduk Indonesia rata-rata 63
tahun untuk kaum pria, dan wanita 67 tahun. Tetapi menurut kajian WHO
(1999) harapan penduduk Indonesia rata-rata 59,7 tahun, menempati
peringkat ke-103 dunia. Nomor satu adalah Jepang (74,5 tahun).
Perhatian pemerintah
terhadap keberadaan lansia sudah meningkat. GBHN 1993 mengamanatkan agar
lansia yang masih produktif dan mandiri diberi kesempatan berperan
aktif dalam pembangunan.. Pemerintah juga menetapkan tanggal 29 mei
sebagai Hari Lansia Nasional, sedang DPR menerbitkan UU no 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia.
Bertambahnya jumlah
penduduk lansia akan menimbulkan berbagai masalah antara lain meliputi
masalah medis teknis, mental psikologis, dan sosial ekonominya. Tiga
puluh delapan persen permasalahan pada lansia adalah masalah kesehatan,
disamping permasalahan lain seperti keuangan, kesepian, merasa tak
berguna, dan tidak produktif. Bagi lansia sendiri, masalah kesehatan
memegang peranan sangat penting. Tetap sehat di usia tua tentu menjadi
dambaan setiap orang. Not only to add years to life, but also to add life to years,
tidak hanya memperpanjang umur hidup saja, tetapi juga menghidupkan
umur panjang itu. Sehingga usaha-usaha menjaga kesehatan di usia lanjut
dan memahami berbagai kemungkinan penyakit yang bisa timbul penting
untuk diketahui.
Pembahasan
Teori proses menua
Teori proses menua
Mengapa
orang selalu memberi ucapan selamat panjang umur kepada setiap orang
yang merayakan ulang tahun? Mungkin karena kebanyakan manusia berharap
bisa hidup lama, berumur panjang. Tidak heran jika ada obat yang bisa
memperpanjang umur pasti menjadi obat yang paling laku. Segala cara
dicari untuk memperpanjang usia dan mempertahankan kemudaan. Sebenarnya
apakah faktor yang bertanggung jawab terhadap proses penuaan
manusia?Apakah faktor luar seperti lingkungan dan makanan berperan
terhadap proses penuaan? Atau justru faktor genetik atau metabolisme sel
yang lebih utama? Seberapa jauh gaya hidup berpengaruh terhadap peluang
seseorang untuk berumur panjang dan selalu sehat?
Menua (menjadi tua=aging),
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dengan begitu manusia
secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menumpuk makin banyak kerusakan metabolik dan struktural yang disebut
sebagai “penyakit degeneratif” (seperti hipertensi, aterosklerosis,
diabetes melitus, dan kanker) yang akan menyebabkan kita menghadapi
akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti stroke, infark
miokard (penyakit jantuk iskemik), penyebaran kanker, dsb.
Ada yang menganalogikan
menuanya manusia seperti ausnya suku cadang suatu mesin yang bekerjanya
sangat kompleks dan bagian-bagiannya saling mempengaruhi secara fisik.
Analogi ini memang dapat diterima, tetapi perlu diperhatikan kalau
manusia mempunyai jiwa dan budaya yang dapat mempengaruhi fisiknya.
Banyak orang yang fisiknya sakit berat tetapi karena mentalnya tinggi
masih dapat hidup lama. Yang jelas, proses menua ini merupakan kombinasi
dari bermacam-macam faktor yang saling berkaitan, dan merupakan suatu
misteri kehidupan yang masih belum dapat diungkap.
Proses menua, menurut beberapa teori adalah kombinasi dari:
- Suatu proses yang telah ditentukan secara genetik pada setiap spesies
- Adanya faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik yang beruntun secara berantai. Paparan radiasi dan zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik dapat memperpendek umur. Menurut teori ini, terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tesebut.
- Kerusakan sistem imun tubuh. Ini berhubungan dengan mutasi somatik. Tubuh akan menganggap sel yang mengalami mutasi merupakan sel asing dan menghancurkannya sehingga terjadi peristiwa autoimun. Selain itu daya pertahanan sistem imun tubuh akan menurun pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menurun sehingga insidens terjadinya kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
- Adanya kerusakan sel, jaringan, dan organ tubuh akibat radikal bebas yang dapat terbentuk dalam badan sendiri.
- Peristiwa menua akibat metabolisme badan sendiri, antara lain karena kalori yang berlebihan atau kurang aktivitas. Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin juga dapat meningkatkan umur panjang.
Proses
menua sebenarnya berlangsung sejak pembuahan sampai saat kematian.
Tanda-tanda proses ini menjadi semakin jelas sejak usia 30 tahun, dan
diatas 60 tahun mulai menunjukkan masalah, antara lain dengan gangguan
fisik yang berlanjut dengan gangguan pergaulan maupun kejiwaan.
Gerontologi (ilmu faal
pada manusia lanjut usia) menunjukkan bahwa dengan bertambahnya umur
seseorang atau lebih dari 30 tahun fungsi refleks pengatur homeostatis
organ dan seluruh organisme, seperti sistem kardiorespirasi, sistem
perototan, dan pengaturan kadar gula darah, melemah dan menjadi kurang
tepat.
Berat ringannya gejala tersebut ditentukan oleh berbagai faktor yaitu:
- Faktor gizi, baik yang dialami ketika masa pertumbuhan atau masa tua
- Faktor lingkungan, baik dalam arti faktor lingkungan fisik, keluarga, pekerjaan, pergaulan yang dapat menekan pikiran dan mengakibatkan stres. Stres jangka lama akan berakibat pada proses menua seseorang. Lingkungan fisik yang kurang bersih akan mempengaruhi kesehatan juga.
- Faktor gen yang ada dalam tubuh seseorang.
Ketiga faktor tersebut mempengaruhi proses menua pada seseorang.
Tujuan hidup manusia ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthy aging). Healthy aging dipengaruhi oleh 2 faktor:
- Faktor endogen (dari dalam tubuh)
Dimulai
dengan penuaan sel, penuaan jaringan, dan penuaan anatomi tubuh ke arah
penuaan organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.
- Faktor eksogenik (luar tubuh)
Dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment), dimana seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life-style). Faktor-faktor eksogen sekarang lebih dikenal sebagai faktor resiko dari berbagai penyakit degeneratif.
Menghindari faktor resiko
ini terutama sebagai pencegahan dari berbagai penyakit degeneratif harus
dilakukan sehingga tujuan usia lanjut yang disebut “menua sehat” (healthy aging) dapat tercapai. Ini sesuai dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHO tahun 1982: “Do
not put years to life but life into years. Long life without continous
usefulness, productivity and good quality of life is not blessing.”
Penampilan berbagai penyakit pada usia lanjut.
Fungsi masing-masing organ pada usia lanjut menurun secara kualitatif
maupun kuantitatif. Tubuh manusia akan mengalami proses degeneratif.
Perubahan fungsional pada usia lanjut, sebagaimana kesimpulan hasil
survei literatur oleh Federal Aviation Administration, USA, dapat
dikelompokkan menjadi lima golongan.
- Kemunduran pada fungsi psikoneurologi (faktor-faktor persepsi) yang menyangkut penglihatan dan pendengaran.
- Kemunduran pada fungsi mental. Termasuk diantaranya daya kognisi (kecerdasan, kemampuan berhitung, dan penguasaan ruang), kemampuan belajar, daya ingat, mengambil keputusan.
- Kemunduran fungsi sensomotorik. Termasuk kemampuan gerakan dan menjalankan tugas yang kompleks.
- Kemunduran fungsi neurofisiologis yang meliputi penghantaran saraf otot dan refleks kardiovaskuler, disamping ketahanan terhadap stres dan kelelahan. Berkurangnya kemampuan metabolisme, dan produksi hormon.
- Kemunduran kepribadian. Motivasi, temperamen berkurang, tetapi rasa tanggung jawab, daya pengendalian diri, semakin membaik. Tingkah laku dan perhatian terhadap masyarakat menjadi stabil dan lebih sopan.
Dengan
lajunya pertambahan usia, yang ditandai dengan gejala berkurangnya
kemampuan fisik dan mental seseorang dan kemampuan beradaptasi pada
beban kehidupan maka beberapa keadaan patologis dapat mencampuri
kehidupan seseorang dan menimbulkan “penyakit tua”.
Penyakit karena usia tua
yang paling menonjol adalah kelainan kardiovaskuler (pembuluh jantung),
penyakit paru, pencernaan, hati, ginjal, dan gangguan metabolisme.
Sebenarnya serangan penyakit-penyakit itu tidak tergantung pada usia,
namun karena prevalensinya tinggi pada orang usia lanjut, maka
penyakit-penyakit itu seolah-olah menjadi ciri orang tua.
Kelainan yang bisa
digolongkan dalam kategori “penyakit tua” yang sebenarnya, karena
kehadirannya terutama pada usia lanjut, yang merupakan prasyarat untuk
itu adalah penyakit osteoporosis, hipertrofi prostat, parkinsonisme,
berbagai tumor ganas.
Pada makalah ini akan dibahas berbagai penyakit yang paling banyak terjadi pada usia lanjut:
- Penyakit kardiovaskuler
Merupakan
penyebab kematian terbesar pada usia 65 tahun ke atas di seluruh dunia.
Pada lansia penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang banyak
ditemui, malah mungkin yang terbanyak diderita. Dengan adanya peninggian
prevalensi populasi usia lanjut maka akan terjadi pula peningkatan
prevalensi penyebab kardiovaskuler. Penyakit jantung pada usia lanjut
diantaranya:
- Penyakit Jantung Koroner
Penyakit
jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan
pada pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang mensuplai makanan dan
oksigen pada jantung).
Gejalanya:
- Angina pektoris (nyeri
dada), yang sifatnya subjektif seperti tertekan atau merasa dadanya
diperas-diperas, seperti ditusuk-ditusuk, bahkan ada yang merasa seperti
terbakar. Hal ini timbul pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik
yang berlebihan, misalnya sedang berolahraga, marah besar, atau emosi
lainnya. Nyeri bisa juga menjalar ke bahu, leher, bahkan ada yang ke
punggung atau bawah mulut. Rasanya seperti pegal-pegal atau kesemutan.
Perasaan tidak enak di dada ini disertai dengan kepala terasa ringan
seperti mau jatuh, berkeringat dingin, mual atau muntah, dan sesak
nafas. Kekhasan angina pektoris adalah begitu kegiatan fisik atau emosi
sudah berhenti/reda dengan sendirinya sakit itu menghilang. Hal ini
biasanya berlangsung hanya 2-3 menit atau kurang dari 15 menit.
- Infark miokard,
terjadi serangan jantung yang lebih hebat. Berupa nyeri dada yang lebih
hebat disertai keringat dingin, mual, bisa terjadi penurunan kesadaran
(mau pingsan) hingga kematian.
- Gejala yang lebih
berbahaya lagi bila gejalanya sedikit atau minimal seperti gejala masuk
angin. Badan tidak enak disertai sesak nafas, yang dapat disertai dengan
muntah.
Faktor resiko penyakit
jantung koroner dibedakan menjadi faktor resiko utama dan pelengkap.
Faktor resiko utama dibagi yang bisa dikendalikan dan tidak bisa
dikendalikan.
a. Faktor resiko utama yang tidak bisa dikendalikan diantaranya:
- Keturunan, anak yang orang tuanya menerita penyakit kardiovaskuler akan lebih besar kemungkinannya mendapatkan penyakit ini.
- Jenis kelamin, pria beresiko lebih tinggi dari wanita
- Usia, diatas 40 tahun beresiko lebih banyak terkena
b. Faktor resiko utama yang bisa dikendalikan.
-Merokok
-Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
-Tekanan darah tinggi/hipertensi
-Pola hidup dengan aktivitas fisik rendah.
c. Faktor resiko pelengkap
- Diabetes Mellitus (kencing manis)
- Obesitas (kegemukan)
- Stres
Karena akibatnya yang
fatal, maka pencegahan terhadap kejadian penyakit ini seharusnya
dikedepankan. Pencegahan penyakit jantung koroner terbagi atas dua
bagian besar yaitu pencegahan primer dansekunder. Pencegahan
primer adalah pencegahan bagi orang yang belum terkena, sedang
pencegahan sekunder adalah pencegahan bagi yang sudah atau sedang
terkena PJK (Penyakit Jantung Koroner).
Yang termasuk dalam pencegahan primer:
- Berhenti merokok
- Kontrol tekanan darah
- Kontrol kadar kolesterol darah
- Aktivitas fisik
- Kontrol berat badan
- Terapi hormon
Pencegahan sekunder hampir sama dengan pencegahan primer. Perbedaannya terletak pada pemeriksaan kadar lipid darah (LDL [Low Density Lipoprotein]/HDL [High Density Lipoprotein]).
- Penyakit jantung hipertensif
Karena
penyakit hipertensi yang tidak terkontrol. Terjadi komplikasi-komplikasi
pada organ yang akhirnya akan menyebabkan komplikasi PJK.
- Penyakit jantung valvular
Gangguan
terjadi pada katup jantung karena kelainan degeneratif dan pengapuran.
Penyakit jantung jenis ini merupakan penyebab gagal jantung usia lanjut
setelah PJK dan hipertensi.
b. Penyakit sistem endokrin (hormonal)
Hampir semua proses
produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh enzim, dan enzim ini
dipengaruhi oleh proses menua. Manifestasi gangguan sistem endokrin
diantaranya
1. Diabetes melitus (kencing manis)
Dari berbagai penelitian
disepakati adanya kenaikan gula darah dengan usia, jadi toleransi
glukosa menurun. Menurunnya toleransi glukosa pada usia lanjut ini
berhubungan dengan berkurangnya sensitivitas sel terhadap insulin
(resistensi insulin).
Faktor risiko terjadinya diabetes yang perlu diperbaiki diantaranya hipertensi, merokok, obesitas, pola makan.
Pengelolaan diabetes
dengan cara mengupayakan keadaan kadar gula darah menjadi normal, dengan
cara pemberian obat-obat diabetes, suntikan insulin. Yang tidak boleh
ditinggalkan adalah mengatur pola makan, dan olahraga.
2. Hormon seks pada usia lanjut
Apabila seorang wanita
mendekati masa menopause, menstruasi mulai tak teratur. Dari berbagai
dampak menopause, yang diakibatkan oleh penurunan hormon estrogen,
mungkin osteoporosis paling penting, disamping kelainan jantung dan
pembuluh darah. Sering wanita juga merasa sakit saat melakukan hubungan
intim. Penggunaan hormon estrogen pengganti dapat mengurangi keluhan
yang timbul.
Pada pria, memang ada
penurunan libido dan kegiatan seks yang berhubungan dengan penurunan
hormon testosteron. Tetapi kapasitas reproduksi dapat bertahan sampai
usia uzur.
c. Rematik
Proses menua mempengaruhi
juga sistem otot dan persendian, dengan kemungkinan timbulnya penyakit
rematik. Penyakit rematik yang sering menyertai usia lanjut adalah
osteoartritis. Kejadian penyakit ini meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia. Rematik dapat mengakibatkan perubahan otot,
hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita
tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Namun usia lanjut tidak
selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya rematik ini
sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Rematik bukan merupakan
satu penyakit , tapi merupakan suatu sindrom. Rematik dapat terungkap
sebagai suatu sindrom atau tanda. Ada tiga keluhan utama pada sistem
otot dan sendi yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan
gangguan gerak.
d. Ginjal dan hipertensi pada usia lanjut.
Setelah umur 30 tahun
mulai terjadi penurunan kemampuan ginjal dan pada usia 60 tahun
kemampuan ginjal menurun menjadi tinggal 50% dari kapasitas fungsinya
pada usia 30 tahun. Ini disebabkan proses fisiologi berupa berkurangnya
jumlah nefron (sel-sel pada ginjal) dan tidak ada kemampuan regenerasi.
Infeksi saluran kemih
makin meningkat dengan makin meningkatya usia. Pada usia 40-60 tahun
mempunyai angka prevalensi 3,2% sedangkan pada usia sama atau diatas 65
tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi sebesar 20%.
Gagal ginjal pada usia
lanjut dibagi dua, gagal ginjal akut (mendadak) dan gagal ginjal kronik
(lama) dengan berbagai sebab yang mendahuluinya.
Hipertensi atau tekanan
darah tinggi lumrah bagi pasien yang sudah berusia lanjut. Pengendapan
lemak pada dinding dalam pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya
pengapuran, berkurangnya elastisitas pembuluh darah menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan proses
degenerasi karena penuaan.
Bahaya yang sering
ditimbulkan penyakit tekanan darah tinggi adalah pecahnya pembuluh darah
di otak dengan berbagai akibat, mulai dari kelumpuhan, kesulitan
bicara, sampai kematian.
Penurunan tekanan darah
tinggi harus dilakukan secara hati-hati. Lagipula penurunannya tidak
boleh terlalu cepat. Mengingat berbagai penyakit yang timbul pada usia
lanjut, maka pengobatan hipertensi bersifat pribadi. Artinya, tidak
semua jenis obat penurun tekanan darah tinggi dapat dipakai. Harus
dicari obat yang cocok sesuai untuk masing-masing pribadi.
Hipertensi perlu mendapat
pengawasan teratur agar dapat diatasi dengan baik. Senantiasa menjaga
kebugaran tubuh dengan berolahraga teratur, menjauhkan diri dari makanan
berlemak dan tinggi kalori seperti makanan bergula, membatasi asupan
garam. Dengan demikian diharapkan penyakit tekanan darah tingginya dapat
dikontrol, sehingga dapat menjalani hidup dengan lebih segar dan bugar.
e. Stroke
Menurut kriteria WHO,
stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang
terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun
global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian karena gangguan peredaran darah otak.
Di seluruh bagian dunia,
stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut.
Insidens pada usia 75-84 th sekitar 10 kali dari populasi 55-64 tahun.
Di Inggris dan Amerika stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyebab utama kecacatan. Dengan makin
meningkatnya upaya pencegahan terhadap penyakit hipertensi, diabetes
melitus dan gangguan lemak, insidens stroke di negara-negara maju makin
menurun.
Faktor resiko terjadinya stroke diantaranya:
- Usia
- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Hiperlipidemia
- Berbagai kelainan jantung antara lain gangguan irama, infark miokard akut atau kronis.
Berdasar jenisnya, stroke dibagi dua:
- Stroke Non hemoragik
Jenis ini
disebabkan adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis
stroke yang tersering didapatkan , sekitar 80% dari semua stroke.
- Stroke hemoragik
Stroke karena pecahnya pembuluh darah otak, 20% dari semua stroke.
Gejala stroke dapat
dibedakan atas gejala/tanda akibat kerusakan otak yang ada dan
gejala/tanda yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala akibat
kerusakan otak bisa sangat mudah didiagnosis tetapi bisa sangat tidak
jelas. Penderita bisa datang dengan keluhan lemas separuh badan pada
saat bangun tidur atau sedang bekerja, tetapi ada juga yang datang dalam
keadaan koma dalam. Secara umum gejala stroke tergantung besar dan
letak lesi di otak, yang menyebabkan gejala dan tanda dari organ yang
dipersyarafi oleh bagian tersebut. Jenis stroke baik hemoragik atau non
hemoragik secara umum tidak menyebabkan perbedaan dari tampilan gejala,
kecuali pada stroke hemoragik seringkali ditandai dengan nyeri kepala
hebat, terjadi terutama saat bekerja.
Stroke memerlukan
penanganan cepat, tepat, dan akurat, untuk mencegah kerusakan sel-sel
otak dan memperbaiki penyembuhan. Tujuan penatalaksanaan stroke untuk
mencegah kematian, mencegah sebanyak mungkin kecacatan, mencegah dan
mengobati komplikasi, membantu memulihkan penderitaan, dan meningkatkan
kualitas hidup penyandang stroke.
Karena akibat yang ditimbulkan, pencegahan menjadi sangat penting.
- Mengubah gaya hidup
- Hipertensi: diet, obat anti hipertensi
- Diabetes/kencing manis: diet, OAD (Obat Anti Diabetes).
- Penyakit jantung:diet, obat jantung.
- Dislipidemia: diet rendah lemak
- Berhenti merokok
- Hindari alkohol, kegemukan, kurang gerak
- Diet rendah asam urat
- Atasi/hindari stres
Apabila sudah terkena stroke, peran keluarga menjadi sangat penting.
Sulit untuk meramalkan
kecepatan penyembuhan pada pasien stroke, karena sangat berhubungan
dengan keadaan umum saat serangan terjadi, apakah pasien sadar atau
tidak sadar, derajat kelainan neurologisnya (saraf), faktor resiko,
serangan pertama atau berulang. Dengan terapi yang baik, sel otak yang
utuh akan mengambil alih fungsi otak yang rusak untuk aneka tugas.
Tidak kalah penting untuk
pasien stroke adalah tindakan rehabilitasi agar pasien kembali percaya
diri, yakin dapat melakukan aktivitas sehari-hari, belajar cara baru
untuk mengatasi keterbatasannya.
f. Gejala mudah lupa
Waspadalah jika anda
sering lupa nama orang orang, benda, tempat, kejadian, bahkan pada apa
yang baru anda katakan. Bisa jadi itu merupakan tanda awal demensia yang
bisa berlanjut menjadi alzheimer.
Demensia atau pikun bukan
penyakit, melainkan gejala yang ditandai dengan turunnya daya ingat,
fungsi kognitif, serta perubahan perilaku atau kepribadian. Pikun sering
dianggap normal pada orang lanjut usia seiring dengan proses menuanya
otak. Tetapi jika gejala itu menimpa orang setengah baya hingga
menyebabkannya tergantung pada orang lain, perlu dicurigai sesuatu telah
terjadi pada otaknya.
Alzheimer yang sampai kini
belum diketahui pasti penyebabnya didefinisikan sebagai kemunduran daya
ingat dan penurunan fungsi luhur. Termasuk gangguan fungsi luhur adalah
gangguan bahasa, persepsi, orientasi, emosi, serta gangguan kognisi
atau intelektual secara progresif, sehingga akhirnya penderita tidak
bisa meninggalkan tempat tidur sampai meninggal.
Penyakit alzheimer diawali
dengan sering lupa, artikulasi tidak jelas, bicara tidak lancar, sering
mengulang, salah mengerti, sulit mengikuti pembicaraan.Pada fase
lanjut, alzheimer menyebabkan bicara tak teratur, kehilangan
ketrampilan, misalnya tidak bisa memegang sesuatu, tak mampu berpakaian,
walau tak lumpuh. Penderita mulai tak mengenal orang dan lingkungan.
Seringkali kepribadiannya berubah, misalnya menjadi apatis, mudah
tersinggung.
Perjalanan penyakit
alzheimer diawali dengan keluhan dan gejala samar pada stadium pertama
sampai penderita meninggal, memerlukan waktu sekitar tujuh hingga
sepuluh tahun. Namun demikian, ada yang bertahan sampai 10 tahun lebih.
Alzheimer tak dapat
disembuhkan hanya diperlambat keparahannya dengan memberikan vitamin E.
Karena itu gejalanya perlu dideteksi secara dini agar cepat
ditanggulangi.
Perlu persiapan mental
keluarga untuk menghadapi akibat kemunduran yang terjadi. Kunci
penanganan difokuskan pada apa yang masih bisa dilakukan dan dinikmati
penderita. Dengan demikian kemunduran bisa diperlambat.
g. Proses penuaan kulit.
Proses menua pada kulit
dan wajah tidak sama pada setiap orang. Ada yang mengalami lebih awal
disebut premature aging, ada pula yang mengalami lebih lambat disebut
awet muda.
Orang yang mempunyai kulit
cenderung kering akan mengalami proses penuaan kulit lebih awal. Ini
adalah faktor genetik dan tidak bisa dicegah. Selain itu manusia juga
mempunyai jenis kulit yang berbeda-beda karena dipengaruhi faktor ras.
Masing-masing ras mempunyai struktur kulit yang berbeda terutama
struktur kulit yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh terhadap
lingkungan. Orang berkulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari
dibanding kulit berwarna. Wanita yang sedang menopause akan mengalami
penipisan kulit sehingga kulit menjadi kering. Proses tersebut
disebabkan menurunnya produksi hormon estrogen yang berfungsi mengatur
elastisitas kulit.
Orang bisa mengurangi
penuaan dini dengan menghambat proses penuaan yang disebabkan oleh
faktor luar. Sinar matahari, suhu udara, kelembapan udara yang rendah,
suhu dingin, ruangan ber-AC dan angin akan mempercepat penguapan air
dari kulit. Cara perawatan kulit yang salah antara lain menggunakan
kosmetika yang tidak sesuai dengan kondisi kulit, sabun yang mengandung
kadar alkohol tinggi pada jenis kulit kering atau normal akan
menghilangkan lemak permukaan kulit sehingga menambah kekeringan kulit.
Proses penuaan dini dapat
dicegah dengan cara hidup sehat, misalnya tidak merokok dan
minum-minuman keras. Kurangi juga pemakaian zat pengawet dan pewarna
makanan. Perbaiki gizi yang buruk dan perbanyak konsumsi vitamin. Dan
yang lebih penting, tersenyumlah terus agar otot-otot muka lebih rileks.
- Pengeroposan tulang
Sepanjang
hidup tulang mengalami perusakan dan pembentukan yang berjalan
bersama-sama sehingga tulang dapat membentuk modelnya sesuai dengan
pertumbuhan badan (proses remodelling). Proses ini akan sangat cepat
pada usia remaja. Apabila hasil akhir perusakan lebih besar dari
pembentukan maka akan timbul osteoporosis.
Osteoporosis adalah suatu
keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian sehingga dengan trauma
minimal tulang akan patah. Penurunan massa tulang ini sebagai akibat
dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya perusakan, atau kombinasi
keduanya. Osteoporosis merupakan kelainan pada kerangka tulang manusia
usia lanjut. Ini terutama terjadi pada wanita setelah haid berhenti
(menopause). Tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah patah akibat
kekurangan kalsium.
Gejala osteoporosis pada
usia lanjut bervariasi, beberapa tidak menunjukkan gejala klasik berupa
nyeri punggung. Nyeri dipicu oleh adanya stres (fisik), seringkali akan
hilang dengan sendirinya setelah 4-6 minggu. Ada juga yang menimbulkan
gejala patah tulang, turunnya tinggi badan, bungkuk punggung.
Untuk mencegah patah
tulang karena osteoporosis ada beberapa faktor resiko yang dapat
diatasi, dikurangi, atau dihilangkan. Faktor resiko tersebut antara lain
kehilangan hormon estrogen karena menopause, atau operasi indung telur,
tidak adanya kegiatan fisik selama hidup, kecelakaan (jatuh),
kekurangan kalsium dalam diet, dan kehilangan kalsium dari kerangka
tulang.
Di samping penggunaan
pengganti hormon dalam jangka pendek maupun jangka panjang, cara lain
untuk mencegah rapuh tulang adalah dengan kegiatan fisik. Sebelum timbul
rapuh tulang, semua olahraga terutama jalan cepat, jogging, mendayung,
bersepeda dan yang mengeluarkan tenaga, cocok untuk mencegah rapuh
tulang. Yang tidak boleh dilupakan, kegiatan fisik harus diimbangi
dengan makanan yang bergizi. Empat sehat lima sempurna dengan kalsium
dan vitamin D yang memadai dan olahraga dengan menggunakan berat badan
(weight bearing).
Selain itu hindari faktor
makanan dan obat-obatan yang menyebabkan osteoporosis sekunder. Obat
kortikosteroid seperti prednison, deksametason, bila dipakai tiap hari
selama enam bulan atau lebih menyebabkan kehilangan tulang yang lebih
cepat dalam masa dewasa dan usia lanjut. Ada juga obat-obat lain yang
apabila diminum setiap hari dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
rapuh tulang. Diantaranya hormon kelenjar gondok, aluminium hidroksid
(obat maag), isoniazid (obat TBC), obat kanker, dan tetrasiklin.
Sedangkan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan kehilangan kalsium
dari kerangka tulang antara lain rokok dan tembakau, alkohol dan kopi.
Makanan yang mengandung garam yang berlebihan juga meningkatkan
kehilangan kalsium dalam kencing. Demikian pula makanan yang mengandung
protein berlebihan dan fosfor (daging).
g. Aspek seksualitas
Aktivitas seksual tetap merupakan kebutuhan bagi lansia. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:
* Banyak golongan lansia
tetap menjalankan aktivitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan
aktivitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan
pasangan.
* Aktivitas dan perhatian
seksual dari pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan
pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.
Meskipun aktivitas seksual
tetap merupakan kebutuhan bagi lansia, berbagai hambatan baik eksternal
maupun internal menyebabkan kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh
semua lansia.
Hambatan eksternal,datang dari lingkungan, biasanya berupa pandangan sosial yang menganggap aktivitas seksual tidak layak
lagi dilakukan oleh para lansia. Pada lansia yang berada di institusi,
misalnya di panti wredha, hambatan terutama karena peraturan dan
ketiadaan privasi di institusi tersebut.
Hambatan internal,dari
lansianya sendiri, secara psikologis, misalnya lansia merasa sudah tidak
bisa dan tidak pantas berpenampilan menarik, pandangan sosial tentang
seksualitas pada usia lanjut, baik yang masih mempunyai pasangan
terlebih pada mereka yang sudah menjanda/menduda menyebabkan keinginan
dalam diri mereka ditekan sedemikian sehingga memberikan dampak pada
ketisakmampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia (disfungsi
ereksi). Berbagai penyakit yang sering diderita lansia dan obat-obatan
yang diminumnya sering merupakan penyebab terjadinya DE.
Disfungsi ereksi dibedakan menjadi dua bagian besar:
* DE organik, akibat gangguan endokrin, neurogenik, vaskuler
* DE psikologik, biasanya
karena kecemasan, depresi, rasa bersalah, masalah perkawinan, akibat
rasa takut gagal dalam hubungan seksual.
Pada disfungsi ereksi, terapi yang diberikan dapat berupa:
- terapi psikologik
- Obat-obatan
- Pengobatan dengan alat vakum
- Pembedahan, baik pembedahan vaskuler atau untuk pemasangan prostesis penis.
c. Olahraga dan kebugaran pada usia lanjut
Persoalan yang selalu
menarik untuk dibicarakan adalah bagaimana memperlambat proses penuaan.
Kalaupun tidak dapat diperlambat, maka yang paling diinginkan adalah
bagaimana menjadi tua dengan sehat dan mandiri.
Melakukan kegiatan
olahraga secara teratur dianggap sebagai cara yang paling baik untuk
memperlambat proses menua. Olahraga yang dimaksudkan adalah olahraga
kesehatan, atau kegiatan fisik yang bertujuan meningkatkan kebugaran dan
kinerja seseorang, bukan olahraga untuk tujuan prestasi.
Pada orang lanjut usia
(lansia) banyak dari organ-organ tubuh yang mulai mengalami proses
degenerasi atau menua. Terjadi penurunan massa otot serta kekuatannya,
laju denyut jantung maksimal, kapasitas aerobik, dan terjadinya
peningkatan lemak tubuh. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan
dan olahraga pada lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan
fungsional tersebut, bahkan latihan yang teratur dapat memperbaiki
kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler
Salah satu pendapat untuk
menurunkan kematian dan kecacatan para lansia adalah dengan cara
meningkatkan satu tahap saja dari keadaan aktivitas sebelumnya. Jadi
lansia yang sebelumnya inaktif menjadi kadang aktif, lansia yang
sebelumnya kadang aktif menjadi melakukan aktivitas secara teratur, dan
yang sebelumnya telah melakukan aktivitas teratur kemudian melakukan
olahraga secara teratur. Untuk memberikan hasil yang maksimal, semua
kegiatan olahraga harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Resiko yang perlu
diperhatikan dari latihan atau olahraga bagi usia lanjut adalah kematian
mendadak, perlukaan, dan osteoarthiritis (radang tulang dan sendi).
Yang paling serius, meskipun jarang terjadi adalah kematian mendadak
yang didefinisikan sebagai kematian yang terjadi selama melakukan
latihan atau dalam waktu satu jam setelah selesai latihan. Resiko
terjadinya kematian mendadak sangat kecil. Kebanyakan karena gangguan
jantung (cardiac death), diantaranya penyakit arteri koroner yang telah diderita lama.
Perlukaan saat latihan sering terjadi pada latihan/olahraga terorganisasi, sebagai akibat latihan yang berlebihan (overuse).
Yang paling sering terkena adalah sendi pergelangan kaki. Perlukaan
juga lebih sering terjadi pada latihan berimpak tinggi (jogging/menari)
dibanding latihan yang berimpak rendah (berjalan kaki). Data menunjukkan
wanita lebih sering mendapat perlukaan tungkai bawah dibanding pria
dalam melakukan jogging.
Osteoarthiritis bisa
diperberat oleh keadaan inaktif, sebagai akibat stres berulang pada
sendi yang disangga oleh otot yang lemah dan tendon yang kaku. Aktivitas
menahan beban yang berimpak rendah, misalnya berjalan dapat mencegah
osteoarthritis dengan jalan menguatkan otot, meningkatkan densitas
tulang dan mengurangi kegemukan.
Karena resiko yang ada,
maka sebelum melakukan aktivitas/olahraga dianjurkan untuk melakukan
berbagai evaluasi atas keadaan fisik dan kesehatan lansia, selain untuk
menjaga kemungkinan komplikasi yang terjadi, juga untuk menilai berbagai
jenis latihan mana yang sesuai bagi individu lansia tersebut.
- Gizi pada usia lanjut
Lansia,
seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami baik keadaan
gizi lebih maupun kekurangan gizi. Terjadinya kekurangan gizi pada
lansia oleh karena sebab primer maupun sekunder. Sebab-sebab yang
bersifat primer meliputi ketidaktahuan, isolasi sosial, hidup seorang
sendiri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik,gangguan mental,
kemiskinan. Sebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera,
gangguan mengunyah,malabsorpsi,obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat
gizi serta alkoholisme.
Untuk memenuhi status gizi
lansia, Departemen Kesehatan telah menyusun pedoman umum gizi seimbang
bagi lansia dengan mempertimbangkan pengurangan berbagai resiko penyakit
degeneratif yang dihadapi lansia. Pedoman umum tersebut meliputi:
- Makanlah aneka ragam makanan
Mengkonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantian akan menurunkan kemungkinan kekurangan gizi tertentu.
- Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia, umbi) dalam jumlah sesuai dengan anjuran. Tujuannya adalah menjamin cukup serat.
- Batasi konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan. Gunakan minyak nabati seperti kacang-kacangan.
- Makanlah sumber zat besi secara cukup, bergantian antara sumber hewani dan nabati.
- Minum air bersih, dan cukup jumlahnya.
- Kurangi konsumsi makanan yang tinggi gula murni dan lemak.
- Perbanyak frekuensi konsumsi hewan laut dalam menu harian. Lemak tak jenuh omega-3 yang banyak pada golongan ikan terbukti memberikan perlindungan terhadap arterosklerosis.
- Gunakan garam beryodium, namun batasi penggunaan garam.
- Perbanyak konsumsi sayur dan buah berwarna hijau, kuning, oranye karena banyak mengandung serat, vitamin C, provitamin A, dan vitamin E yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang terjadi secara dini.
- Penutup
Proses
menua merupakan kombinasi dari bermacam-macam faktor yang saling
berkaitan. Fungsi masing-masing organ pada usia lanjut menurun secara
kualitatif dan kuantitatif, dan ini sudah dimulai sejak usia 30 tahun.
Telah diuraikan berbagai
penyakit yang mungkin timbul pada lansia dengan pencegahan dan
penatalaksanaannya. Bagaimana menjaga kebugaran pada lansia dengan
olahraga dan pedoman umum gizi seimbang .
Menjadi tua adalah proses
alamiah, tetapi tentu saja setiap orang mendambakan untuk tetap sehat
di usia tua. Hal ini sesuai dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHO: do not put years to life but life into years,
yang artinya usia panjang tidaklah ada artinya bila tidak berguna dan
bahagia, mandiri sejauh mungkin dengan mempunyai kualitas hidup yang
baik. Selamat menjadi tua!